Memaknai Idul Fitri

Tampaknya kita tengah dihadapkan dengan trend dan keramaian yang berbeda saat hendak mengakhiri ramadan kali ini. Sebelum corona, mungkin trend nya adalah jadwal 1 Syawal yang berbeda-beda antara pemerintah dan organisasi muslim lainnya. Orang-orang di negaraku memang unik, kadang kita meramaikan dan mengalihkan energi di tempat yang tak biasa, tapi mengabaikan hal yang seharusnya jadi perhatian.

Tiba-tiba, bermunculan di hampir semua situs warta berita bahwa bandara, mall, dan pasar sedang dipadati banyak pengunjung, twitter pun ramai dengan kebakuan penulisan Idul Fitri (atau Idulfitri), mungkin ini juga mengacu pada tradisi ya, tradisi bahwa selalu harus ada sebuah keramaian, sebuah perayaan, saat idulfitri.

tra.di.si

ā‡¢ Tesaurus

  1. adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat
  2. penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar:

Mengingat tradisi, terutama lebaran, sebelumnya pasti diwarnai dengan mudik, kembali ke tempat lahir, tempat tinggal orang tua, dan berkumpul bersama keluarga. Idul Fitri kali ini mau tak mau hal tersebut bergeser, sebagai bentuk adaptasi kita terhadap yang sedang dihadapi, silaturrahim berubah menjadi online, mudik digantikan dengan video call, bahkan buka puasa bersama, dan unjung-unjung saat lebaran juga digantikan dengan saling mengirim makanan, atau salam.

Idul Fitri kali ini bagi saya rasanya mirip seperti sebelum-sebelumnya, mudik digantikan video call. Sebelumnya masih ada sholat berjamaah, tapi kali ini harus dilakukan sendiri di rumah, tidak ada juga openhouse, meski sebelumnya KBRI dan rumah teman-teman sesama rantau menjadi tempat tinggal.

Tapi dengan begini, kita semua jadi memahami, betapa berharganya dan nikmatnya sehat, bisa pergi ke manapun yang kita mau, betapa berharganya kebesamaan dengan orang tercinta. Tapi lagi, di setiap saat selalu ada hal yang bisa disyukuri. Bisa menyelesaikan dan memaksimalkan ramadan kali ini, diberi kenikmatan sehat walafiat, keluarga dan sahabat sekalian dalam keadaan baik, dan masih diberi kekuatan untuk berjuang untuk hari esok.

Bahkan sekadar Video Call bersama keluarga besar bisa menjadi obat rindu yang sangat mujarab, dan kebahagiaan yang terukur karena kita tahu semuanya sehat wal’afiat, dalam keadaan baik, dan menikmati kebersamaan ini.

Eid Mubarak, from MuslimPro

Taqabbal Allahu minna wa minkum, taqabbal yaa kareem.
Eid Mubarak,

Semoga kita bisa menjaga semangat beribadah yang dipupuk di ramadan kali ini sampai bertemu lagi dengan ramadan tahun depan.

Salam bahagia untuk keluarga dan teman-teman semua di mana pun berada šŸ™‚

 

Leave a comment